TAHUKAH Anda musik metal ternyata bisa menambah
pendapatan nasional sebuah negara? Itulah hasil studi peneliti yang
mengkaji aliran musik rock, heavy metal, dan sejenisnya dengan
pendapatan negara.
Penelitian itu dilakukan peneliti dari Encyclopedium Metallum, sebuah organisasi yang meneliti aliran musik metal. Bahkan kini ada cabang baru disiplin ilmu ekonomi khusus mengkaji hubungan pendapatan negara dengan aliran musik rock dan heavy metal. Cabang imu baru itu dinamakan Rockonomics.
Menurut peneliti, ada motif ekonomi di balik semua aliran musik keras. Misalnya saja musik yang digaungi Dream Theater, Linkin Park, atau Metallica.
Peneliti melakukan penelitian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Peneliti menemukan fakta rata-rata terdapat satu kelompok musik di antara 100 ribu penduduk di setiap negara. Hingga kini, lebih dari 600 kelompok musik metal profesional maupun amatir tersebar hingga penjuru dunia.
Ternyata keberadaan mereka memberi pendapatan bagi masing-masing negara. Amerika Serikat memperoleh pendapatan 1,9 miliar dolar AS dari keberadaan band musik jenis keras tersebut.
Posisi itu pun disusul Jerman dengan pencapaian pendapatan sebesar 808 juta dolar AS. Sementara di Swis, musik rock dan heavy metal menyumbang 105,63 juta dolar AS sebagai devisa negara tersebut.
Menariknya, Rockonomics menemukan fakta bahwa negara miskin sumber daya alam pun mampu mengeruk pendapatan besar dari musik. Itu terjadi pada Jepang dan Korea Selatan. Musik berbau Korea atau Korean Wave menyebar ke seluruh dunia. Sehingga pundi-pundi devisa negara pun kian bertambah.
Penelitian itu dilakukan peneliti dari Encyclopedium Metallum, sebuah organisasi yang meneliti aliran musik metal. Bahkan kini ada cabang baru disiplin ilmu ekonomi khusus mengkaji hubungan pendapatan negara dengan aliran musik rock dan heavy metal. Cabang imu baru itu dinamakan Rockonomics.
Menurut peneliti, ada motif ekonomi di balik semua aliran musik keras. Misalnya saja musik yang digaungi Dream Theater, Linkin Park, atau Metallica.
Peneliti melakukan penelitian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Peneliti menemukan fakta rata-rata terdapat satu kelompok musik di antara 100 ribu penduduk di setiap negara. Hingga kini, lebih dari 600 kelompok musik metal profesional maupun amatir tersebar hingga penjuru dunia.
Ternyata keberadaan mereka memberi pendapatan bagi masing-masing negara. Amerika Serikat memperoleh pendapatan 1,9 miliar dolar AS dari keberadaan band musik jenis keras tersebut.
Posisi itu pun disusul Jerman dengan pencapaian pendapatan sebesar 808 juta dolar AS. Sementara di Swis, musik rock dan heavy metal menyumbang 105,63 juta dolar AS sebagai devisa negara tersebut.
Menariknya, Rockonomics menemukan fakta bahwa negara miskin sumber daya alam pun mampu mengeruk pendapatan besar dari musik. Itu terjadi pada Jepang dan Korea Selatan. Musik berbau Korea atau Korean Wave menyebar ke seluruh dunia. Sehingga pundi-pundi devisa negara pun kian bertambah.
No comments:
Post a Comment